17 October 2014

Kerana Dia Seorang Yusuf ( cerpen 2 )



Sambungan ...

Aku jadi sangat pilu . Kesedihan terus menerus menujah jiwa sebaik sahaja doktor memaklumkan keadaan ibu Yusuf . Dia telah tercampak ke seberang jalan . Bertambah malang lagi apabila sebuah kereta tidak sempat mengelak lalu merempuh ibu Yusuf . Innalillahiwainnailaihirajiun . Bagaimana untuk aku jelaskan kepada Yusuf akan pemergian ibunya ? bagaimana untuk aku susun kata dan berkias dengan cara yang baik dalam keadaan Yusuf yang seperti itu .

" Yusuf , kau harus terima takdir Allah ..."

Hanya itu . Cuma itu sahaja kata kata yang mampu terlahir dari bibirku . Yusuf orangnya bijak . Dia boleh memahami . Aku kira Yusuf akan bijak menerima . Tapi sangkaanku meleset sama sekali .

" Salah aku ibu mati ! silap aku ibu pergi !"

Yusuf mengulanginya berkali kali . Aku jadi sangat sebak kala itu . Duhai , tabahlah kawan .

Aku dan keluargalah yang merawat Yusuf di rumah . Kami sekeluarga sudah mengganggap Yusuf sebahagian daripada keluarga kami sendiri . Tapi , entah mengapa dia sudah jadi insan yang lain . Dia lebih senang ketawa dan menangis seorang diri . Orang kampung ada juga mengatakan bahawa Yusuf sudah gila . Ketampanan wajah Yusuf yang cemerlang berseri itu kini bagai tertutup .

" Aku sudah tidak kenal kau Yusuf , Yusuf . Aku rindu pada Yusuf yang aku kenal dulu . Seorang yang tabah . Seorang yang cekal dan kuat ."

Aku mengambil tempat disisi Yusuf , menepuk lembut bahunya .

" Hidup aku sudah tiada makna , kau tidak faham ... "

Air matanya jatuh . Sebagai sahabat , aku pasti memahaminya . Aku tahu , dia bukan Yusuf yang aku kenal .

" Yusuf , ingatlah Nabi Yusuf ditimpakan dengan pelbagai bencana . Baginda dibenci saudara . Dihumban ke telaga . Dituduh pula memperkosa Zulaikha . Dimasukkan ke penjara . Baginda tidak pernah mengeluh sedikit pun . Ibadah itu ada dua . Pertama , saat kita senang . Kedua , saat kesusahan kita . Ibadah kala senang itu syukur . Ibadah kala duka itu sabar . Sabarlah Yusuf , Allah menyanyangimu .

Aku menyusun kata kata menyusup kedalam jiwa . Dia melihatku dengan pandangan berkaca .

" Kau tak perlu bandingkan aku begitu . Nabi Yusuf itu seorang nabi . Aku hanya manusia biasa . Kau sendiri tahu yang Nabi Yusuf itu keturunan golongan Nabi yang digelar Khalil Ar Rahman . Sedangkan aku ? keturunan biasa ! bagaimana untuk aku sabar sepertinya ! "

Kali ini Yusuf meninggikan intonnasinya . Aku agak tergamam . Tapi menyisip sabar ke dalam jiwa .

" Bukan keturunan nabi yang menjadi sumber kekuatan Nabi ."

" lalu apa ? apa yang membuatkan nabi kuat kalau bukan keturunannya ?"

" Kerana Nabi Yusuf tidak bergantung harap kepada manusia . Dia tidak pernah cinta manusia dan dunia itu melebihi Allah . Tapi , Yusuf yang ku kenal . Dia bergantung harap pada manusia . Bila Allah mengambil orang kau cinta , maka kau seolah olah tidak punya upaya . Pulangkanlah cinta itu pada pemilik sebenar cinta , iaitu Allah yang Maha Esa . Bergantunglah padaNya ."

Yusuf menunduk . Aku membiarkannya sendirian di kamar . Mungkin dia perlu masa . Dia perlu ruang untuk memujuk jiwa .

Aku bergegas ke masjid untuk solat berjemaah . Entah bagaimana , suasana masjid tampak lain hari ini . Aku membuntangkan mata . Menggosok sedikit . Iya ! Yusuf sudah berdiri di saf hadapan sambil tersenyum padaku .yusuf yang ku kenal sudah kembali melelong dunia . Kerana aku tahu , dia seorang Yusuf ! Alhamdulillah .

TAMAT :)